Translate


widgeo.net

Minggu, 01 Desember 2013

Bima Sakti Dulu Samar dan Kebiruan

Satu yang menarik juga adalah, saat semesta berusia empat miliar tahun, Bima Sakti telah menghasilkan sekitar 15 bintang tiap tahunnya.
tata surya,bima sakti,bintangBima Sakti di langit malam hari. (Thinkstockphotos)

Upaya pencarian asal-usul galaksi kita semakin menemui titik terang. Sekelompok astronom dari Yale University mengklaim telah menemukan jawaban atas rahasia besar sistem galaksi, Bima Sakti.

Penelitian itu memang tidak langsung menggunakan Bima Sakti sebagai objek utama, melainkan galaksi yang menyerupai Bima Sakti. Para astronom tersebut melakukan teknologi Hubble’s deep-sky survey untuk mempelajari evolusi yang terjadi di 400 galaksi mirip Bima Sakti.

Pieter G. van Dokkum, co-leader penelitian tersebut, mengungkap, “Tentu saja kami tidak bisa melihat Bima Sakti di masa lalu. Kami memilih galaksi-galaksi yang berpotensi seperti Bima Sakti dalam beberapa tahun cahaya ke depan.”

Dari pengamatan sementara disimpulkan, bahwa Bima Sakti dahulu berbentuk samar, berwarna kebiruan, dan bermassa rendah dengan banyak kandungan gas. Gas adalah bahan bakar pembentukan bintang, sedangkan warna biru adalah indikator pembentukan bintang yang berlangsung cepat.

Kemampuan tangkap teleskop Hubble yang sangat bagus juga memudahkan sistem kerja tersebut. Salah satu yang menarik adalah, pada puncak pembentukan bintang, ketika alam semesta berusia empat miliar tahun, Bima Sakti telah menghasilkan sekitar 15 bintang tiap tahunnya.

Dari pengamatan itu pula ditemukan, Galaksi Bima Sakti membangun 90 persen bintangnya antara 11 miliar sampai 7 miliar tahun yang lalu. Cukup jauh berbeda dengan apa yang terjadi sekarang. Sebagai perbandingan, saat ini Bima Sakti hanya menciptakan satu bintang per tahun.

Untuk mendapatkan hasil yang begitu detil, para peneliti menggunakan tiga program terbesar Hubble: The 3D-HST Survey, The Cosmic Assembly Near-infrared Deep Extragalactic Legacy Survey, dan The Great Observatories Origins Deep Survey. Ketiga program survei itu lantas digabungkan dengan sistem kamera jarah dekat yang dimiliki oleh Hubble.

Para astronom tersebut menghitung massa setiap galaksi dari kecerahan dan warna. Galaksi-galaksi yang dipilih juga bukan sembarangan, melainkan adalah hasil penyaringan 100 ribu galaksi yang dianggap paling mirip dengan Bima Sakti. Dan dari galaksi-galaksi tersebut, akhirnya ditemukan sistem evolusi Galaksi Bima Sakti hingga sekarang.

source; national geographic indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar