Translate


widgeo.net

Jumat, 29 November 2013

Gunung Everest dan Olympus Mons

VIVAnews - Puncak gunung Everest tingginya mencapai 8.848 meter dan disepakati sebagai gunung tertinggi di planet Bumi. Akan tetapi, Everst tidak ada apa-apanya dibanding Olympus Mons, gunung yang ada di planet Mars.

Dengan tinggi hingga mencapai 14 mil, atau sekitar 22.530 meter, Olympus Mons yang merupakan gunung berapi di planet Mars saat ini juga menjadi gunung tertinggi yang pernah terdeteksi di seluruh tata surya hingga saat ini. Saking tingginya, jika seorang pendaki gunung berdiri di kaki Olympus Mons, ia tidak akan mampu melihat puncak gunung itu.

“Gunung raksasa ini diperkirakan terbentuk dengan cara yang sama dengan terbentuknya gunung-gunung di planet Bumi, yakni berdiri di titik di mana batu-batuan panas dari bagian dalam planet terlontar ke atas,” kata David Baker dan Todd Ratcliff, peneliti dari Goddard Space Flight Center dan Kennedy Space Center NASA pada laporannya, seperti dikutip dari Extremesolarsystem, 31 Desember 2010.

Meski demikian, gunung Olympus Mons masih bisa tumbuh lebih tinggi lagi dengan cara yang berbeda dengan gunung berapi di planet Bumi karena planet Mars tidak memiliki lempeng tektonik.

Di Bumi, sebut kedua peneliti itu, lempeng tektonik berfungsi seperti ban berjalan di atas bara yang panas. “Gunung-gunung terbentuk, mati, dan kemudian membentuk gunung baru karena lempeng bergerak di atas titik panas yang menghasilkan rangkaian gunung berapi,” sebutnya.

Dengan tidak adanya lempeng yang bergerak di planet Mars, Olympus Mons kemungkinan berada di sebuah saluran pembentuk gunung berapi untuk jangka yang sangat panjang.

Sebagai gambaran, Mars merupakan planet kecil yang berukuran hanya sekitar separuh planet Bumi. Bayangkan betapa signifikannya gunung Olympus Mons terhadap planet itu.

4 fakta Planet Mars

Planet Mars yang berurutan ke empat setelah Merkurius, Venus dan Bumi dari matahari ini adalah sebuah planet yang diklaim pernah ditinggali oleh mahluk asing. Banyak yang berpendapat bahwa planet Mars adalah planet yang sudah mati dan tidak mungkin ada kehidupan lain disana tetapi beberapa orang berpendapat bahwa di planet Mars pernah ada kehidupan yang masih ada hingga saat ini. Apapun pendapat Anda, akan kami sajikan bukti-bukti yang ditemukan di planet merah ini sesuai fakta yang ada dan kesimpulan akhirnya kembali pada persepsi orang masing-masing.

1. Terdapat Air di Planet Mars
Foto bukti adanya air di mars oleh unik segiempat
Meskipun Planet Mars adalah sebuah planet yang termasuk golongan sulit dihuni karena suhunya yang ekstrim, sering terjadi badai matahari dan hampir tidak ada atmosfer namun di planet Mars pernah ditemukan bukti-bukti yang mendukung bahwa di planet Mars pernah ada sebuah hamparan air. Setelah bertahun-tahun melakukan ekspdisi dan penelitian di planet Mars, para peneliti setuju bahwa planet Mars adalah sebuah planet yang dulunya memiliki jumlah air yang cukup banyak. Hal ini karena ditemukannya suatu endapan es dalam jumlah besar bersemayam di bawah permukaan planet Mars. Tidak hanya itu saja, para peneliti juga menemukan garis lurus yang diyakini adalah sebuah kanal yang dulunya adalah tempat mengalirnya air. Fakta inilah yang sering digunakan dasaran orang-orang yang percaya bahwa di Planet Mars pernah hidup mahluk asng luar angkasa.

2. Planet Mars memiliki cuaca yang sangat ganas
Foto keadaan Mars oleh unik segiempat
Planet Mars adalah planet yang memiliki cuaca paling ekstrim diantara planet-planet lain yang ada dalam tata surya kita. Betapa tidak, planet Mars yang namanya diambil dari dewa perang Romawi tersebut sering sekali dilanda badai angin yang luar biasa ganas serta badai dan tornado. Planet Mars akan mengalami badai ganas dengan intensitas waktu yang panjang ketika planet merah tersebut berdekatan dengan matahari. Namun ketika berada jauh dari orbital matahari, planet Mars akan membentuk awan es yang terbuat dari karbondioksida.

3. Planet Mars memiliki gunung dan jurang terbesar
Foto gunung terbesar di Mars oleh unik segiempat
Planet Mars yang berukuran hampir setengah dari palnet Bumi ini ternyata memiliki sebuah gunung yang sangat besar bahkan paling besar diantara seluruh gunung yang ada di sistem tata surya kita. Gunung yang dinamakan gunung Olympus Mons tersebut memiliki tinggi 15,5 mil dengan diameter mencapai 372 mil. Perbandingan gunung Olympus Mons yang sudah tidak aktif ini sangat jauh berbeda dengan tinggi gunung Everest yang hanya mencapai 5 mil saja. Selain itu planet Mars juga memiliki jurang terbesar di tata surya kita. Jurang bernama Valles Marineris itu memiliki panjang sekitar 2500 mil dan kedalaman mencapai 4 mil.

4. Planet Mars memiliki 2 bulan
Foto Planet Mars oleh unik segiempat
Keunikan planet Mars juga terletak pada 2 bulan yang mengitari planet merah ini. Diperkirakan bahwa salah satu bulan Mars yang bernama Phobos suatu saat akan bertumbukan dengan planet Mars sendiri karena jalur orbitnya yang terlalu dekat. Hal yang diprediksi akan terjadi 50 tahun lagi akan menyebabkan planet Mars memiliki cincin seperti planet Saturnus yang cincin tersebut berasal dari serpihan dari tumbukan Phobos dan Mars.

Foto: 4 FAKTA PLANET MARS

#REZ

Planet Mars yang berurutan ke empat setelah Merkurius, Venus dan Bumi dari matahari ini adalah sebuah planet yang diklaim pernah ditinggali oleh mahluk asing. Banyak yang berpendapat bahwa planet Mars adalah planet yang sudah mati dan tidak mungkin ada kehidupan lain disana tetapi beberapa orang berpendapat bahwa di planet Mars pernah ada kehidupan yang masih ada hingga saat ini. Apapun pendapat Anda, akan kami sajikan bukti-bukti yang ditemukan di planet merah ini sesuai fakta yang ada dan kesimpulan akhirnya kembali pada persepsi orang masing-masing.

1. Terdapat Air di Planet Mars
Foto bukti adanya air di mars oleh unik segiempat
Meskipun Planet Mars adalah sebuah planet yang termasuk golongan sulit dihuni karena suhunya yang ekstrim, sering terjadi badai matahari dan hampir tidak ada atmosfer namun di planet Mars pernah ditemukan bukti-bukti yang mendukung bahwa di planet Mars pernah ada sebuah hamparan air. Setelah bertahun-tahun melakukan ekspdisi dan penelitian di planet Mars, para peneliti setuju bahwa planet Mars adalah sebuah planet yang dulunya memiliki jumlah air yang cukup banyak. Hal ini karena ditemukannya suatu endapan es dalam jumlah besar bersemayam di bawah permukaan planet Mars. Tidak hanya itu saja, para peneliti juga menemukan garis lurus yang diyakini adalah sebuah kanal yang dulunya adalah tempat mengalirnya air. Fakta inilah yang sering digunakan dasaran orang-orang yang percaya bahwa di Planet Mars pernah hidup mahluk asng luar angkasa.

2. Planet Mars memiliki cuaca yang sangat ganas
Foto keadaan Mars oleh unik segiempat
Planet Mars adalah planet yang memiliki cuaca paling ekstrim diantara planet-planet lain yang ada dalam tata surya kita. Betapa tidak, planet Mars yang namanya diambil dari dewa perang Romawi tersebut sering sekali dilanda badai angin yang luar biasa ganas serta badai dan tornado. Planet Mars akan mengalami badai ganas dengan intensitas waktu yang panjang ketika planet merah tersebut berdekatan dengan matahari. Namun ketika berada jauh dari orbital matahari, planet Mars akan membentuk awan es yang terbuat dari karbondioksida.

3. Planet Mars memiliki gunung dan jurang terbesar
Foto gunung terbesar di Mars oleh unik segiempat
Planet Mars yang berukuran hampir setengah dari palnet Bumi ini ternyata memiliki sebuah gunung yang sangat besar bahkan paling besar diantara seluruh gunung yang ada di sistem tata surya kita. Gunung yang dinamakan gunung Olympus Mons tersebut memiliki tinggi 15,5 mil dengan diameter mencapai 372 mil. Perbandingan gunung Olympus Mons yang sudah tidak aktif ini sangat jauh berbeda dengan tinggi gunung Everest yang hanya mencapai 5 mil saja. Selain itu planet Mars juga memiliki jurang terbesar di tata surya kita. Jurang bernama Valles Marineris itu memiliki panjang sekitar 2500 mil dan kedalaman mencapai 4 mil.

4. Planet Mars memiliki 2 bulan
Foto Planet Mars oleh unik segiempat
Keunikan planet Mars juga terletak pada 2 bulan yang mengitari planet merah ini. Diperkirakan bahwa salah satu bulan Mars yang bernama Phobos suatu saat akan bertumbukan dengan planet Mars sendiri karena jalur orbitnya yang terlalu dekat. Hal yang diprediksi akan terjadi 50 tahun lagi akan menyebabkan planet Mars memiliki cincin seperti planet Saturnus yang cincin tersebut berasal dari serpihan dari tumbukan Phobos dan Mars.

follo my account twitter @farizses :)

Melihat Lebih Dekat Gugusan Bintang Messier 15

Dengan jarak 35 ribu tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di konstelasi Pegasus, terdapat gugusan bintang-bintang yang sangat indah, yang disebut dengan Messier 15. Berusia 12 miliar tahun, formasi ini merupakan salah satu gugusan bintang tertua yang ada di galaksi Bima Sakti.

Gambar di atas merupakan citra yang ditangkap oleh teleskop Hubble. Ia diambil menggunakan dua kamera dan lima filter yang berbeda, termasuk infra merah, ultraviolet, dan optik untuk memunculkan fitur yang sangat luas pada foto yang dihasilkan.

Bintang-bintang biru yang sangat panas dan bintang berwarna keemasan yang lebih dingin tampak berkumpul bersama-sama pada gambar, dan menggumpal lebih padat seraya semakin mendekati pusat Messier 15. Di bagian tersebut, astronom memperkirakan ada sebuah "black hole" langka dengan ukuran menengah.

Lubang hitam seperti itu diprediksi terbentuk akibat bergabungnya beberapa lubang hitam berukuran lebih kecil, tabrakan antara beberapa bintang-bintang raksasa, ataupun akibat kekuatan saat terjadinya "big bang". Kondisi mereka juga bisa memberikan petunjuk tentang bagaimana massa lubang hitam bertambah dan berkembang.

Gugusan itu sendiri merupakan rumah bagi lebih dari 100 ribu bintang dan merupakan yang pertamakali diketahui memiliki nebula planet-planet, gelembung kepulan gas terionisasi yang dikeluarkan oleh sebuah sebuah bintang merah raksasa tua di akhir hidupnya.

source: national geographic indonesia

Kamis, 28 November 2013

Kamis, 14 November 2013

"NASA Kembangkan Teknologi Laser Untuk Komunikasi Antar Planet"

 Sejak awal misi eksplorasi luar angkasa dilakukan NASA, mereka mencoba untuk mencari cara yang tepat dalam hal komunikasi luar angkasa.

Akhirnya, NASA mengembangkan teknologi laser yang digunakan untuk berkomunikasi antar planet. Teknologi ini kabarnya akan diterapkan beberapa tahun ke depan.

NASA bekerja keras mengembangkan sistem komunikasi luar angkasa berbasis laser.

Mereka mengungkap bahwa teknologi ini merupakan kunci untuk mengukur transmisi informasi akurat dan cepat dari pesawat luar angkasa di sekitar sistem tata surya.

Karena kecepatannya itu, NASA yakin bahwa teknologi ini mampu menjadi internetnya dunia luar angkasa. Setidaknya, data yang dikirim pesawat akan berjalan 10 hingga 100 kali lebih cepat dari biasanya.

"Kami yakin komunikasi laser akan jadi perubahan besar dalam komunikasi luar angkasa masa depan," kata NASA.

NASA berencana untuk meluncurkan Laser Communications Relay Demonstration mission (LCRD) ini pada 2017.

LCRD akan beroperasi selama dua tahun. Dua modul optik akan ditempatkan sebagai percobaan dengan menggunakan teknologi laser untuk mengirim informasi ke dua stasiun di Bumi. Stasiun ini ditempatkan di New Mexico dan California.

Sayangnya, hingga kini sendiri modal dan dana merupakan masalah besar untuk pengembangan teknologi ini. Sehingga, belum diketahui pasti kapan komunikasi seperti ini akan mulai diimplementasikan.https://www.facebook.com/ForumAstronomAmatirIndonesia.FAAI?directed_target_id=0


Senin, 11 November 2013

Letusan "Supervolcano" di Maine Menyaingi Kedahsyatan Toba


KOMPAS.com — Seorang peneliti geologi bernama Sheila Seaman dalam pertemuan tahunan Geological Society of America, Selasa (29/10/2013), mengungkapkan adanya gunung api super di Maine, Amerika Serikat.

Menurut Seaman, gunung api super di Maine dahulu pernah meletus. Letusannya sangat besar, termasuk yang terbesar di dunia sepanjang sejarah, dan menyaingi letusan Gunung Toba di Sumatera Utara, Indonesia.

Hingga kini, letusan Toba dianggap sebagai yang terdahsyat. Letusan Toba terjadi 2,5 juta tahun yang lalu, menumpahkan 2.800 kubik magma dan diduga memusnahkan beberapa spesies satwa serta manusia.

Letusan gunung api super mampu mengosongkan dapur magma, meninggalkan jejak berupa kawah raksasa yang disebut kaldera. Letusan juga mengeluarkan abu dan debu yang akan membentuk lapisan vulkanik.

Dengan pemetaan geologi dan rekonstruksi tektonik, Seaman menemukan hubungan langsung antara ruang magma yang telah mengkristal dan mendingin, disebut pluton, dengan deposit abu, menunjuk pada adanya gunung api super di Maine.

Seperti diberitakan Livescience, Kamis (31/10/2013), Seaman mengatakan bahwa gunung api super di Maine pernah meletus antara 424 hingga 419 tahun lalu. Kedahsyatannya menyaingi letusan Toba.

Letusan diperkirakan terjadi karena adanya daratan seukuran Jepang menabrak wilayah timut Laurentia, kontinen utama Amerika Utara. Setelah itu, tekanan tektonik menyebar hingga kerak Bumi, menyebabkan magma di lapisan mantel Bumi naik.

Letusan gunung api super itu meninggalkan kaldera seluas 25 x 25 km di Mount Desert Island, Maine. Sebagai perbandingan, kaldera yang terbentuk karena letusan Toba memiliki luas 100 x 30 km.

Sementara itu, Seaman mengatakan bahwa lapisan tuf, batuan yang terbentuk dari abu vulkanik, di Cranberry Island, Maine, setebal 700 meter. Di Toba, ketebalannya 600 meter. Seaman akan melakukan penelitian lebih lanjut, terutama untuk mengonfirmasi sebab letusan gunung api super di Maine.

source: kompas

Apa yang Terjadi pada Indonesia bila Seluruh Es Kutub Meleleh?

KOMPAS.com — Es di kutub utara dan selatan mencakup 10 persen dari permukaan Bumi. Jumlah es diperkirakan mencapai 5 miliar kubik. Apa yang terjadi pada dunia, khususnya Indonesia, bila seluruh es tersebut meleleh?

National Geographic membuat sebuah peta interaktif. Peta memperlihatkan bahwa ketika seluruh es meleleh, permukaan laut akan semakin tinggi, banyak daratan hilang, pegunungan jadi pulau, dan manusia bakal merugi.

Di peta wilayah Asia, bisa dilihat dampak melelehnya es kutub pada Indonesia. Terlihat, garis pantai lebih menjorok ke dalam. Artinya, daratan Indonesia akan berkurang secara signifikan dan berubah menjadi lautan.

Dapat dilihat pula, wilayah laut Indonesia menjadi lebih "bersih". Artinya, banyak pulau-pulau di Indonesia yang akan hilang tenggelam. Wilayah Kalimantan sendiri akan kehilangan banyak daratan, membuat Indonesia kehilangan banyak wilayah hutan.

Dampak yang bisa dibayangkan, banyak spesies eksotik di Indonesia, seperti harimau sumatera, orangutan sumatera dan Kalimantan, serta banyak lagi, akan terganggu. Banyak masyarakat adat yang bergantung pada hutan akan semakin sulit untuk hidup.

Peta juga memperkirakan apa yang akan terjadi pada wilayah Asia lain. Delta Sungai Mekong akan tergenang. Dampaknya, wilayah China, India, dan Banglades akan banjir. Sebanyak 760 juta populasi, berdasarkan hitungan saat ini, akan dirugikan.

National Geographic Peta menunjukkan apa yang akan terjadi pada Eropa bila semua es kutub meleleh. London bakal tinggal kenangan.

Di wilayah Eropa, diperlihatkan bahwa dengan melelehnya seluruh es, London hanya akan menjadi kenangan. Begitu juga dengan Venesia, Belanda, dan Denmark. Di Amerika Utara, dampaknya ialah wilayah San Francisco yang akan menjadi kluster pulau.

Ilmuwan memperkirakan, mungkin butuh waktu lebih dari 5.000 tahun bagi semua es untuk meleleh. Namun, bila manusia terus memakai bahan bakar fosil dan beraktivitas seperti biasa hingga menambahkan triliunan ton karbon ke atmosfer, Bumi akan makin panas dan es meleleh cepat.

Bumi terakhir mengalami masa yang sangat panas dan bebas es pada 34 juta tahun lalu, zaman Eocene. Jika gas rumah kaca di atmosfer terus bertambah, bukan tidak mungkin masa itu terulang kembali.

Untuk wilayah Antartika Barat saja, sejak tahun 1992, es sudah meleleh. Laporan National Geographic menyatakan bahwa jumlah es yang meleleh sekitar 65 juta metrik ton. Es di Greenland juga dilaporkan meleleh signifikan.

Sumber : National Geographic

Jumat, 08 November 2013

Planet X Bukan Planet Nibiru

Bagian luar Tata Surya masih memiliki banyak planet-planet minor yang belum ditemukan. Sejak pencarian Planet X dimulai pada awal abad ke 20, kemungkinan akan adanya planet hipotetis yang mengorbit Matahari di balik Sabuk Kuiper telah membakar teori-teori Kiamat dan spekulasi bahwa Planet X sebenarnya merupakan saudara Matahari kita yang telah lama “hilang”. Tetapi, mengapa kita harus cemas duluan akan Planet X/Teori Kiamat ini? Planet X kan tidak lain hanya merupakan obyek hipotetis yang tidak diketahui?
Teori-teori ini didorong pula dengan adanya ramalan suku Maya akan kiamat dunia pada tahun 2012 (Mayan Prophecy) dan cerita mistis Bangsa Sumeria tentang Planet Nibiru, dan akhirnya kini memanas sebagai “ramalan kiamat” 21 Desember 2012. Namun, bukti-bukti astronomis yang digunakan untuk teori-teori ini benar-benar melenceng.
Pada 18 Juni kemarin, peneliti-peneliti Jepang mengumumkan berita bahwa pencarian teoretis mereka untuk sebuah massa besar di luar Tata Surya kita telah membuahkan hasil. Dari perhitungan mereka, mungkin saja terdapat sebuah planet yang sedikit lebih besar daripada sebuah objek Plutoid atau planet kerdil, tetapi tentu lebih kecil dari Bumi, yang mengorbit Matahari dengan jarak lebih dari 100 SA. Tetapi, sebelum kita terhanyut pada penemuan ini, planet ini bukan Nibiru, dan bukan pula bukti akan berakhirnya dunia ini pada 2012. Penemuan ini adalah penemuan baru dan merupakan perkembangan yang sangat menarik dalam pencarian planet-planet minor di balik Sabuk Kuiper.
Dalam simulasi teoretis, dua orang peneliti Jepang telah menyimpulkan bahwa bagian paling luar dari Tata Surya kita mungkin mengandung planet yang belum ditemukan. Patryk Lykawa dan Tadashi Mukai dari Universitas Kobe telah mempublikasikan paper mereka dalam Astrophysical Journal. Paper mereka menjelaskan tentang planet minor yang mereka yakini berinteraksi dengan Sabuk Kuiper yang misterius itu.
Kuiper Belt Objects (KBOs)
Sedna, salah satu objek di Sabuk Kuiper. Kredit : NASA
Sabuk Kuiper menempati wilayah yang sangat luas di Tata Surya kita, kira-kira 30-50 SA dari Matahari, dan mengandung sejumlah besar objek-objek batuan dan metalik. Objek terbesar yang diketahui adalah planet kerdil (Plutoid) Eris. Telah lama diketahui, Sabuk Kuiper memiliki karakteristik yang aneh, yang mungkin menandakan keberadaan sebuah benda (planet) besar yang mengorbit Matahari dibalik Sabuk Kuiper. Salah satu karakterikstik tersebut adalah yang disebut dengan “Kuiper Cliff” atau Jurang Kuiper yang terdapat pada jarak 50 SA. Ini merupakan akhir dari Sabuk Kuiper yang tiba-tiba, dan sangat sedikit objek Sabuk Kuiper yang telah dapat diamati di balik titik ini. Jurang ini tidak dapat dihubungkan terhadap resonansi orbital dengan planet-planet masif seperti Neptunus, dan tampaknya tidak terjadi kesalahan (error) pengamatan. Banyak ahli astronomi percaya bahwa akhir yang tiba-tiba dalam populasi Sabuk Kuiper tersebut dapat disebabkan oleh planet yang belum ditemukan, yang mungkin sebesar Bumi. Objek inilah yang diyakini Lykawka dan Mukai, dan telah mereka perhitungkan keberadaannya.
Para peneliti Jepang ini memprediksikan sebuah objek besar, yang massanya 30-70 % massa Bumi, mengorbit Matahari pada jarak 100-200 SA. Objek ini mungkin juga dapat membantu menjelaskan mengapa sebagian objek Sabuk Kuiper dan objek Trans-Neptunian (TNO) memiliki beberapa karakteristik orbital yang aneh, contohnya Sedna.
Objek-objek trans Neptunian. Kredit : NASA
Sejak ditemukannya Pluto pada tahun 1930, para astronom telah mencari objek lain yang lebih masif, yang dapat menjelaskan gangguan orbital yang diamati pada orbit Neptunus dan Uranus. Pencarian ini dikenal sebagai “Pencarian Planet X”, yang diartikan secara harfiah sebagai “pencarian planet yang belum teridentifikasi”. Pada tahun 1980an gangguan orbital ini dianggap sebagai kesalahan (error) pengamatan. Oleh karena itu, pencarian ilmiah akan Planet X dewasa ini adalah pencarian untuk objek Sabuk Kuiper yang besar, atau pencarian planet minor. Meskipun Planet X mungkin tidak akan sebesar massa Bumi, para peneliti masih akan tetap tertarik untuk mencari objek-objek Kuiper lain, yang mungkin seukuran Plutoid, mungkin juga sedikit lebih besar, tetapi tidak terlalu besar.
“The interesting thing for me is the suggestion of the kinds of very interesting objects that may yet await discovery in the outer solar system. We are still scratching the edges of that region of the solar system, and I expect many surprises await us with the future deeper surveys.” – Mark Sykes, Direktur Planetary Science Institute (PSI) di Arizona.
Planet X Tidaklah Menakutkan
Jadi, dari mana Nibiru ini berasal? Pada tahun 1976, sebuah buku kontroversial berjudul The Twelfth Planetatau Planet Kedua belas ditulis oleh Zecharian Sitchin. Sitchin telah menerjemahkan tulisan-tulisan kuno Sumeria yang berbentuk baji (bentuk tulisan yang diketahui paling kuno). Tulisan berumur 6.000 tahun ini mengungkapkan bahwa ras alien yang dikenal sebagai Anunnaki dari planet yang disebut Nibiru, mendarat di Bumi. Ringkas cerita, Anunnaki memodifikasi gen primata di Bumi untuk menciptakan homo sapiens sebagai budak mereka.
Ketika Anunnaki meninggalkan Bumi, mereka membiarkan kita memerintah Bumi ini hingga saatnya mereka kembali nanti. Semua ini mungkin tampak sedikit fantastis, dan mungkin juga sedikit terlalu detail jika mengingat semua ini merupakan terjemahan harfiah dari suatu tulisan kuno berusia 6.000 tahun. Pekerjaan Sitchin ini telah diabaikan oleh komunitas ilmiah sebagaimana metode interpretasinya dianggap imajinatif. Meskipun demikian, banyak juga yang mendengar Sitchin, dan meyakini bahwa Nibiru (dengan orbitnya yang sangat eksentrik dalam mengelilingi Matahari) akan kembali, mungkin pada tahun 2012 untuk menyebabkan semua kehancuran dan terror-teror di Bumi ini. Dari “penemuan” astronomis yang meragukan inilah hipotesis Kiamat 2012 Planet X didasarkan. Lalu, bagaimanakah Planet X dianggap sebagai perwujudan dari Nibiru?
Kemudian terdapat juga “penemuan katai coklat di luar Tata Surya kita” dari IRAS pada tahun 1984 dan “pengumuman NASA akan planet bermassa 4-8 massa Bumi yang sedang menuju Bumi” pada tahun 1933. Para pendukung hipotesis kiamat ini bergantung pada penemuan astronomis tersebut, sebagai bukti bahwa Nibiru sebenarnya adalah Planet X yang telah lama dicari para astronom selama abad ini. Tidak hanya itu, dengan memanipulasi fakta-fakta tentang penelitian-penelitian ilmiah, mereka “membuktikan” bahwa Nibiru sedang menuju kita (Bumi), dan pada tahun 2012, benda masif ini akan memasuki bagian dalam Tata Surya kita, menyebabkan gangguan gravitasi.
Dalam pendefinisian yang paling murni, Planet X adalah planet yang belum diketahui, yang mungkin secara teoretis mengorbit Matahari jauh di balik Sabuk Kuiper. Jika penemuan beberapa hari lalu memang akhirnya mengarah pada pengamatan sebuah planet atau Plutoid, maka hal ini akan menjadi penemuan luar biasa yang membantu kita memahami evolusi dan karakteristik misterius bagian luar Tata Surya kita.
Sumber : Universe Today
 winners never quit and quitters never win

Sabtu, 02 November 2013

Terungkap Bukti baru usia alam semesta

CALIFORNIA - Astronom mengklaim menemukan galaksi paling jauh yang mendorong pandangan para ilmuwan tentang alam semesta. Dengan temuan galaksi paling jauh tersebut, ilmuwan meyakini alam semesta telah ada sejak 700 juta lalu setelah peristiwa Big Bang.

Dilansir Abc, Jumat (25/10/2013), cahaya dari galaksi yang diberi kode nama z8_GND_5296 oleh ilmuwan diperkirakan memakan waktu 13,1 miliar tahun untuk bisa mencapai orbit Hubble Space Telescope dan Keck Observatory di Hawaii. Kedua teleskop luar angkasa menangkap cahaya dengan teknologi inframerah.

"Kami belajar banyak tentang sebuah wilayah yang sangat jauh, yang sulit untuk dipahami," kata peneliti utama Assistant Professor Steven Finkelstein dari University of Texas di Austin. Menurut ilmuwan, galaksi ini dipercaya berusia 13,1 miliar tahun.

Steven mengatakan, ini seperti 8 miliar tahun sebelum matahari di sistem tata surya lahir dan jauh sebelum kehidupan pertama kali muncul. Riset baru ini diterbitkan dalam jurnal Nature yang memberi petunjuk tentang awal alam semesta.

Temuan baru mengenai galaksi terjauh ini bisa menunjukkan informasi baru tentang formasi bintang daripada perkiraan sebelumnya. Para ilmuwan percaya bahwa di beberapa titik, radiasi ultraviolet energi tinggi dari bintang meledak membagi atom hidrogen intergalaksi menjadi elektron dan proton.

Galaksi z8_GND_5296 memiliki satu miliar kali lipat massa yang lebih masif daripada matahari. Saking besarnya massa matahari di luar tata surya ini, z8_GND_5296 bisa terlihat walau jaraknya sangat jauh dari Bumi.

Galaksi ini dipercaya memiliki 100 kali lipat lebih banyak bintang daripada galaksi Bima Sakti. Sehingga, membuatnya lebih terang ketimbang kandidat galaksi lainnya.


source: okezone